Minggu, 27 November 2011

Makalah Media Visual

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pola pengajaran unit yang terdiri atas komponen – komponen kegiatan pendahuluan, kegiatan pengembangan dan kegiatan kulminasi. Pengajaran unit ini berdasarkan teori Gestalt dan member kesempatan kepada siswa untuk lebih aktif dan berorientasi pada seluruh pembangunan seluruh aspek pribadi siswa. Selanjutnya system instruksional yang terpusat pada perilaku siswa, yang membentuk sikap belajar para siswa, materi pelajaran yyang bersumber dari mata ajaran tertentu, strategi yang menunjuk pada kegiatan siswa untuk mencapai tujuan instruksional, aspek penunjang yang terdiri dari fasilitas, waktu, tempat dan perlengkapan, aspek ketenagaan yang terdiri dari gru dan siswa. Unsure penunjang yang sangat urgen dalam proses belajar mengajar adalah pemanfaatan medi pendidikan atau media instruksional. Pemanfaatan media – media ini dimaksudkan untuk meminimalisir permasalahan yang mungkin terjadi dalam proses pembelajaran, seperti verbalisme , kekacauan dalam penafsiran, tidak fokusnya perhatian siswa dalam belajar, kurangnya respon siswa dalam belajar dan lain sebagainya.
Media pendidikan mempunyai fungsi yang besar di berbagai kehidupan, baik di kehidupan pendidikan maupun dalam kehidupan sosial, ekonomi, dan seni kebudayaan. Dalam kehidupan pendidikan media komunikasi memberikan kontribusi yang besar dalam kemajuan maupun peningkatan mutu di suatu lembaga pendidikan. Dengan memakai media tersebut anak didik akan mudah mencerna dan memahami suatu pelajaran. Dengan demikian melalui pendekatan ilmiah sistematis, dan rasional tujuan pendidikan dapat dicapai secara efektif dan efisien. Untuk mencapai pendidikan tersebut guru memberikan peran yang penting untuk menghantarkan keberhasilan anak didik, oleh karenanya dibutuhkan komunikasi yang baik antara guru dan murid, untuk menciptakan komunikasi yang baik dibutuhkan guru yang profesional yang mampu menyeimbangkan antara media pembelajaran dan metode pengajaran sehingga informasi yang disampaikan guru dapat diterima siswa dengan baik.Jadi tugas media bukan sebagai sekedar mengkomunikasikan hubungan antara pengajar dan murid namun lebih dari itu media merupakan bagian integral yang saling berkaitan antara komponen satu dengan komponen yang lain yang saling berinteraksi dan mempengaruhi. Media pembelajaran merupakan perantara atau alat untuk memudahkan proses belajar mengajar agar tercapai tujuan pengajaran secara efektif dan efisien. Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah alat, metodik dan teknik yang digunakan sebagai perantara komunikasi antara seorang guru dan murid dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan pengajaran di sekolah. Pada mulanya media hanya dikenal sebagai alat bantu dalam kegiatan belajar mengajar yakni yang memberikan pengalaman visual pada anak dalam rangka mendorong motivasi belajar, memperjelas, dan mempermudah konsep yang komplek dan abstrak menjadi lebih sederhana, kongkret, mudah dipahami. Oleh karena itu dari berbagai media pembelajaran yang ada kita akan mencoba memaparkan salah satu dari media tersebut yaitu Media Visual.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan Media Visual?


2. Apakah kelebihan dan kekurangan Media Visual?


3. Seperti apakah contoh-contoh Media Visual?

C. Tujuan Penulisan

Untuk mengetahui dan mempelajari tentang media visual. Intinya menambah pengetahuan mahasiswa yang hakikatnya adalah seorang pendidik nantinya. Jadi, hal ini dapat diterapkan dalam pembelajaran dengan baik.

BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Media Pambelajaran


Media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari “Medium” yang secara harfiah berarti “Perantara” atau “Pengantar” yaitu perantara atau pengantar sumber pesan dengan penerima pesan.


Pengertian media menurut beberapa sumber adalah sebagai berikut;


• AECT : media sebagai bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan/informasi


• Gagne : media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang untuk belajar


• Briggs : media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar


• NEA : media adalah bentuk komunikasi baik tercetak maupun audio visual serta peralatannya


Kesimpulannya, MEDIA PEMBELAJARAN adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar mengajar terjadi.


2. Pengertian media visual

Media yang dapat memberikan rangsangan-rangsangan visual seperti gambar/foto, sketsa, diagram, bagan, grafik, kartun, poster, papan buletin dan lainnya. Seperti halnya media yang lain, media visual berfungsi untuk menyalurkan pesan dari sumber ke penerima pesan. Pesan yang akan disampaikan dituangkan ke dalam simbol-simbol visual. Selain itu, fungsi media visual adalah untuk menarik perhatian, memperjelas sajian ide, menggambarkan atau menghiasi fakta yang mungkin akan cepat dilupakan jika tidak divisualkan.


Media pembelajaran visual telah terbukti efisien dalam melakukan komunikasi antara pendidik dengan peserta didik. Karena media pembelajaran visual mempunyai hubungan positif yang cukup tinggi. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa media pembelajaran visual merupakan media pembelajaran yang cukup baik dan efisien.

A. Unsur-unsur dan Prinsip-Prinsip Media Visual

Media visual adalah media yang melibatkan inderal penglihatan. Terdapat dua jenis pesan yang dimuat dalam media visual, yakni pesan verbal dan nonverbal. Pesan verbal-visual terdiri atas kata-kata (bahasa verbal) dalam bentuk tulisan; dan pesan nonverbal-visual adalah pesan yang dituangkan ke dalam simbol-simbol nonverbal-visual. Posisi simbol-simbol nonverbal-visual yakni sebagai pengganti bahasa verbal, maka ia bisa disebut sebagai bahasa visual. Bahasa visual inilah yang kemudian menjadi software-nya media visual.

Secara garis besar unsur-unsur yang terdapat pada media visual terdiri atas garis, bentuk, warna, dan tekstur (Azhar Arsyad, 1997:109-110).

- Garis adalah kumpulan dari titik-titik. Dengan demikian terdapat banyak jenis garis, di antaranya adalah:

- Bentuk adalah sebuah bentuk konsep simbol yang dibangun atas garis-garis atau gabungan garis dengan konsep-konsep lainnya. Seperti contoh di bawah ini: Hubungan garis-garis yang tampak pada gambar tersebut tampak menjadi sebuah bentuk, yakni “buah apel”.

- Warna digunakan untuk memberi kesan pemisahan atau penekanan, juga untuk membangun keterpaduan, bahkan dapat mempertinggi tingkat realisme dan menciptakan respon emosional tertentu.

- Tekstur digunakan untuk menimbulkan kesan kasar dan halus, juga untuk memberikan penekanan seperti halnya warna.

Simbol pesan visual untuk pembelajaran hendaknya memiliki prinsip kesederhanaan, keterpaduan dan penekanan (Azhar Arsyad, 1997:105-108).

- Kesederhanaan. Secara umum ia mengacu kepada jumlah elemen yang terkandung dalam suatu visual. Jumlah elemen yang lebih sedikit memudahkan siswa menangkap dan memahami pesan yang disajikan visual itu. Pesan atau informasi yang panjang atau rumit harus dibagi-bagi ke dalam beberapa bahan visual yang mudah dipahami. Demikian pula teks yang menyertai bahan visual harus dibatasi (misalnya 15 sampai dengan 20 kata). Kata-kata harus memakai huruf yang sederhana dengan gaya huruf yang mudah terbaca dan tidak terlalu beragam dalam satu tampilan atau serangkaian tampilan visual. Kalimat-kalimatnya juga harus ringkas tetapi pada dan mudah dimengerti.

- Penekanan. Meskipun penyajian visual dirancang sesederhana mungkin, sering kali konsep yang ingin disajikan memerlukan penekanan terhadap salah satu unsur yang kan menjadi pusat perhatian siswa. Dengan menggunakan ukuran, hubungan-hubungan, perspektif, warna, atau ruang penekanan dapat diberikan kepada unsur terpenting.

- Keterpaduan. Ia mengacu kepada hubungan yang terdapat di antara elemen-elemen visual yang ketika diamati akan berfungsi secara bersama-sama. Elemen-elemen itu harus saling terkait dan menyatu sebagai suatu keseluruhan sehingga visual itu merupakan suatu bentuk menyeluruh yang dapat dikenal yang dapat membantu pemahaman pesan dan informasi yang dikandungnya.

B. Urgensi Media Visual dalam Proses Pembelajaran

Proses komunikasi mencakup pengiriman pesan dari sistem saraf seseorang kepada sistem saraf orang lain, dengan maksud untuk menghasilkan sebuah makna yang serupa dengan yang ada dalam pikiran si pengirim. Pesan verbal melakukan hal tersebut melalui kata-kata, yang merupakan unsur dasar bahasa, dan kata-kata sudah jelas merupakan simbol verbal.” Kata” hanya mempunyai “makna” setelah ia diasosiasikan dengan “referen/rujukan”.

Setiap simbol verbal memiliki tingkatan, mulai dari yang sederhana hingga yang paling rumit. Bila simbol-simbol kata verbal tersebut hanya merujuk pada benda, maka masalah komunikasi akan menjadi sederhana. Namun, bila ia merujuk pada peristiwa, sifat sesuatu, tindakan, hubungan, konsep, dan lain-lain, maka masalah komunikasi menjadi tambah rumit dan pada tingkat tertentu bisa terjadi komunikasi yang tidak efektif.

Fenomena orang berbicara punn ikut mempengaruhi efektivitas komunikasi. Sangat sedikit orang termasuk guru berbicara langsung ke tujuan yang ingin dicapai melalui bicaranya. Dibawah ini contoh mengenai beberapa pola bicara yang telah anda dengar atau bahkan pernah anda lakukan.

Oleh karena itu, untuk menghindari komunikasi tidak efektif dalam proses pembelajaran hendaknya guru disamping mengetahui karakteristik simbol (bahasa) verbal. Dapat membantu siswa pada pemahaman kata-kata verbal dengan cara menunjukkan referennya, yakni menghadirkan simbol-simbol nonverbal dalam proses pembelajaran, diantaranya adalah gambar, grafik, diagram, bagan dan peta yang dituangkan dalam berbagai penyalur pesan visual (media visual) secara variatif.

Bukti sejarah menyatakan bahwa sesungguhnya manusia tahun bahwa mereka dapat menyandikan pengalaman dengan cara yang lain selain berbicara. Artinya, setiap orang sesungguhnya mempunyai potensi melakukan komunikasi tanpa harus berbicara.

C. Karakteristik Media Visual

1. Pesan Visual

a. Gambar

Gambar secara garis besar dapat dibagi pada tiga jenis, yakni sketsa, lukisan dan photo. Pertama, sketsa atau bisa disebut juga sebagai gambar garis (stick figure), yakni gambar yang melukiskan bagian-bagian pokok suatu objek tanpa detail. Kedua, lukisan merupakan gambar hasil presentasi simbolis dan artistik seseorang tentang suatu objek atau situasi. Ketiga, photo yakni gambar hasil pemotretan atau photografi.

Alasan utama para guru tidak menggunakan atau menghadirkan gambar dalam proses pembelajaran adalah “tidak bisa menggambar”. Alasan ini tampaknya hanya untuk menutupi dirinya yang kurang kreatif atau malas karena sudah enjoy dengan pola yang selama ini dilakukan (metode ceramah) dan lain-lain. Bahkan ia lupa kalau dirinya pernah belajar menggambar dan mewarnai pada saat duduk di sekolah dasar bahkan di taman kanak-kanak (bagi yang mengalaminya).

Bagi guru yang merasa tidak bisa menggambar mungkin dapat mencoba latihan menarik garis horizontal atau vertikal, membuat lingkaran dan setengah lingkaran, garis bergelombang, gari spiral, dan garis zig-zag. Karena ini merupakan dasar bagi yang ingin belajar bahasa grafis. Kemudian, buatlah bentuk dengan menghubungkan garis-garis itu.

Gambar yang terbentuk dari hubungan-hubungan garis tanpa detil itulah yang disebut gambar garis atau sketsa. Gambar-gambar demikian dapat digunakan hampir untuk semua tingkat pelajaran dan kecerdasan. Gambar yang hanya terdiri atas garis dan lingkaran tersebut merupakan cara ampuh untuk menyingkirkan hambatan buta huruf dan kesukaran bahasa. Gambar garis atau sketsa ini dapat digunakan untuk semua tingkat sosial, mulai dari orang yang tidak bersekolah sama sekali sampai orang yang terpelajar. Tidak perlu khawatir dengan gambar yang telah dibuat.

Karena sketsa disebut sebagai draft kasar, maka ia dapat dikembangkan menjadi karikatur dan kartun. Karikatur menurut Ahmad Rohani (1997:79) adalah bentuk gambar yang sifatnya klise, sindiran, dan lucu. Karikatur merupakan ungkapan perasaan seseorang yang biasanya diekspresikan berdasarkan masalah-masalah politih dan sosial. Karikatur sebagai media komunikasi mengandung pesan kritik atau sindiran dengan tanpa banyak komentar, tetapi cukup dengan rekaan gambar yang sifatnya lucu sekaligus mengandung makna yang dalam. Tidak setiap bentuk karikatur mudah dibaca atau ditangkap maknanya oleh seseorang. Seringkali untuk melihat dan menangkap maksud gambar karikatur memerlukan kegiatan berpikir atau penelaahan. Dalam komuniksi pembelajaran, karikatur dapat digunakan untuk melatih siswa berfikir siswa dan memiliki kepekaan kepedulian sosial, lebih mepertajam dayaa pikir dan daya imajinasi peserta didik.

Kartun merupakan saalah satu bentuk komunikasi grafis, yakni suatu gambar interpretatif yang menggunakan simbol-simbol untuk menyampaikan sesuatu pesan secara cepat dan ringkas atau sesuatu sikap terhadap orang situasi, kejadian-kejadian tertentu. Kemampuannya besar sekali untuk menarik perhatian, mempengaruhi silap maupun tingkah laku. Kartun biasanya hanya menangkap esesi pesan yang harus disampaikan dan menuangkannya ke dalam gambar sederhana, tanpa detail dengan menggunakan simbol-simbol serta karakter yang mudah dikenal dan dimengerti dengan cepat. Kalau kartu mengena, pesan yang besar bisa disajikan secara ringkas dan kesanya akan tahan lama di ingatan.

Photo merupakan gambar hasil pemotretan atau photografi. Tidak ubahnya seperti gambar, photo pun merupakan media visual yang efektif karena dapat membisualisasikan objek dengan lebih konkrit, lebih realistis dan lebih akurat. Photo dapat mengatasi ruang dan waktu. Sesuatu yang terjadi di tempat yang lain dapat dilihat oleh seorang yang berada jauh dari tempat kejadian dalam bentuk photo setelah kejadian itu berlalu. Photo dapat memperlihatkan kerusakan hutan yang menyebabkan banjir akibat penebangan hutan secara tidak bertanggung jawab. Photo juga dapat menggambarkan lahirnya bayi ikan pesut dan lain sebagainya. Ia juga dapat menggambarkan suasana pelaksanaan haji di mekkah.

Saat siswa memperhatikan suatu gambar, mereka akan terdorong untuk berbicara lebih banyak; berinteraksi baik dengan gambar-gambar tersebut, maupun dengan sesamanya; membuat hubungan di antara paradoks dan membangun gagasan-gagasan baru.

Gambar merupakan media visual yang penting dan mudah didapat. Dikatakan penting sebab ia dapat mengganti kata verbal, mengkonkritkan yang abstrak, dan mengatasi pengamatan manusia. Gambar membuat orang dapat menangkap ide atau informasi yang terkandung di dalamnya dengan jelas, lebih jelas dari pada yang diungkapkan oleh kata-kata. Akan tetapi, karena setiap orang merasa mudah untuk memperoleh gambar, ia menganggapnya sebagai “hal yang biasanay” atau “terlalu biasa” sehingga melupakan manfaatnya.

Walaupun hanya menekankan kekuatan indera penglihatan, kekuatan gambar terletak pada kenyataan bahwa sebagian besar orang pada dasarnya pemikil visual. Tidak heran apabila kemudian kita menjadi kandidat utama target pengeluaran miliaran rupiah untuk periklanan, televisi, media, film, dan multimedia.

b. Grafik

Grafik adalah gambar yang sederhana yang banyak sedikitnya merupakan penggambaran data kuantitatif yang akurat dalam bentuk yang menarik dan mudah dimengerti. Dengan mengalihkan data angka-angka kedalam sebuah grafik, arti dari angka-angka tersebut menjadi jelas.

Grafik banyak digunakan untuk menerangkan perkembangan dan pertandingan agar dapat menyajikan secara ringkas dan jelas data statistik yang diwakilinya. Misalnya, kalau angka-angka statistik produksi sebuah pabrik dari bulan kebulan disalin ke dalam sebuah grafik, segera secara sepintas lalu orang dapat melihat dengan jelas perkembangan keadaan dalam jangka waktu itu: tetap, maju atau mundur. Kalau mundur apa tindakan yang segera harus diambil untuk mencegah malapetaka.

1) Grafik Garis

Grafik garis yaitu, grafik berupa garis di atas suatu bidang yang dibagi petak-petak empat persegi yang sama besar. Kita dapat memvisualisasikan data angka-angka dengan grafik garis. Grafik garis dapat menunjukkan suatu keadaan atau perkembangan dalam jangka waktu dengan jelas sekali. Pada grafik grafis arah garis dapat meberi petunjuk dengan jelas dan ringkas tentang perkembangan keuntungan dalam beberapa tahun terakhir misalnya.

2) Grafik Batang

Grafik bisa pula merupakan gambar batang-batang, maka disebut grafik batang. Kalau batang-batang itu disusun berdiri, namanya grafik batang vertikal, sedangkan yang mendatar disebut grafik batang horizontal. Batang-batang itu bisa dibuat dalam ukuran lebar dan panjang saja atau dibuat dalam bentuk balok, maka disebut grafik balok.

Kalau pada grafik garis dapat tergambarkan naik-turun atau maju mundurnya suatu keadaan, maka pada grafik batang kita dapat melihat dengan jelas pertandingan keadaan dari waktu ke waktu seperti perbandingan jumlah jemaah haji.

3) Grafik Lingkaran

Grafik bisa juga berupa lingkaran yang dibagi dari titik tengahnya menjadi beberapa sektor. Karena ia berbentuk lingkaran, maka grafik demikian disebut grafik lingkaran. Tujuan grafik lingkaran ialah memperlihatkan pembagian sebuah lingkaran, perbandingan antara satu bagian dengan bagian yang lain dan antara satu bagian dengan bagian yang lain dan antara masing-masing bagian dengan lingkaran keseluruhan, misalnya perbandingan jumlah asnaf atau orang yang berhak menerima jakat di suatu kecamatan tertentu pada hasil pendistribusian harta zakat tahun tertentu.

4) Grafik Simbol

Grafik bisa juga berupa gambar-gambar atau simbol-simbol. Dalam hal ini namanya grafik gambar atau grafik simbol atau disebut juga grafik piktorial.

Grafik simbol yang disebut sebagai grafik gambar atau piktorial dikembangkan sejak tahun 1920 oleh Otto Neurath. Dia bahkan menciptakan kamus tentang gambar-gambar atau simbol-simbol untuk dipakai dalam grafik oleh dunia internasional. Simbol-simbol yang diciptakan Otto Neurath itu banyak dipakai di Eropa kemudian di Amerika Serikat. Kita pun dapat membuat simbol-simbol sendiri asal simbol-simbol itu dapat menggambarkan dengan tepat dan jelas apa maknanya. Orang tidak boleh mendapat pengetian yang salah tentang pengertian yang salah tentang maksud simbol-simbol itu. Misalnya seikat padi bisa dijadikan simbol untuk satu ton gabah atau gambar satu orang untuk satu juta penduduk dan separohnya untuk setengah juta dan sebagainya.

Seperti halnya grafik batang dan grafik lingkaran, grafik simbol pun dapat menunjukkan perbandingan dalam bentuk yang jelas dan singkat, yang dapat dimengerti dan diingat dengan mudah, sedangkan angka-angka statistik mudah terlupakan.

Walaupun grafik merupakan jalan pintas untuk memberikan informasi dalam bentuk visual, namun orang tidak terlatih untuk mengartikan fungsi garis-garis, batang-batang atau simbol-simbol yang terdapat pada sebuah grafik bisa bingung melihatnya, kecuali kalau grafik dibuat dalam bentuk yang sangat sederhana. Jadi kita tidak boleh menganggap orang yang dihadapi telah mampu mengartikan berbagai macam grafik tanpa bantuan. Sebalikya, orang dipersiapkan lebih dahulu dalam mengartikan sebuah grafik sebelum menggunakannya.

Di sekolah dasar, jalan yang paling baik untuk memberi pengertian tentang grafik ialah dengan melatih siswa bersama-sama membuat grafik batang vertikal tentang tinggi badan lima orang anak atau membuat grafik garis tentang nilai mata pelajaran matematikan yang diperoleh seorang murid selama empat kali menerima raport.

c. Diagram

Sebuah diagram merupakan susunan garis-garis dan lebih menyerupai peta dari pada gambar. Diagram ruang belajar misalnya menunjukkan dimana letak dinding, pintu, jendela, bangku dan meja murid-murid. Begitu pula letak kursi dan meja guru serta lemari dan papan tulis. Pola untuk membuat gaun merupakan diagram juga. Begitu pula denah sebuah rumah atau cetak biru sebuah gedung. Diagram serupa itu tergolong diagram skematik, sering disebut skema saja. Ada juga diagram yang menggunakan gambar-gambar yang disebut sebagai diagram piktorial.

Diagram sering juga digunakan untuk menerangkan letak bagian-bagian sebuah alat atau mesin serta hubungan satu bagian dengan bagian yang lain.

d. Bagan

Bagan hampir sama dengan diagram, bedanya, bagan lebih menekankan kepada suatu perkembangan atau suatu proses atau sususan suatu organisasi. Bagan ada kalanya disertai simbol atau gambar, maka hal ini sifatnya piktorial. Ada juga bagan yang ditambah dengan keterangan singkat. Secara garis besar bagan ini terbagi atas empat macam, yakni bagan organisasi, bagan arus, bagan pohon, dan bagan proses.

1) Bagan Organisasi

Bagan organisasi adalah bagan yang menggambarkan struktur sebuah organisasi. Dalam bagan ini dapat dilihat dengan jelas bidang-bidang yang terdapat di dalamnya. Begitu pula jelas siapa yang bertanggung jawab kepada siapa serta menggambarkan otoritas dalam bidang masing-masing dan dalam organisasi keseluruhan.

2) Bagan Arus

Bagan arus dapat diartikan sebagai beberapa anak sungai yang menuju ke satu arah yang sama untuk bersama-sama melahirkan sebuah sungai yang baru. Sebuah bagan arus menggambarkan bagaimana dari macam-macam bahan mentah yang datangnya dari berbagai penjuru dunia bisa dibuat satu benda yang baru sama sekali. Misalnya dari bermacam-macam ahan baku yang didatangkan dari berbagai tempat dibuat ban mobil dipabrik ban. Bagan arus dapat pula diartikan sebagai arus sungai dari hulu ke muara untuk menjelaskan tempat-tempat yang dilaluinya. Demikianlah dengan bagan arus kita dapat menjelaskan bagaimana listrik disalurkan mulai pusat pembangkitnya hingga ke rumah-rumah.

3) Bagan Pohon

Bagan phon seperti yang diungkapkan oleh namanya, ialah ibarat sebatang pohon yang tumbuh dengan cabang-cabang dan ranting-ranting dimana bergantungan buah-buahan. Bagan pohon digunakan untuk menjelaskan bahwa dari satu benda dapat dihasilkan berbagai benda yang lain. Bagan pohon juga dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan antara konsep iman, islam, dan ihsan.

4) Bagan Proses

Bagan proses menggambarkan tahap-tahap pembuatan sesuatu. Dengan bagan ini dapat dijelaskan tahap-tahap pembuatan kaca, dan dapat juga menjelaskan bagaimana sebuah rancangan undang-undang diolah sehingga mencapai tahap terakhir untuk disahkan menjadi undang-undang, dan lain-lain.

e. Peta

Peta adalah gambar permukaan bumi atau sebagian dari padanya. Sebenarnya peta bisa juga sebagai bagan. Secara langsung atau tidak langsung peta mengungkapkan sangat banyak informasi seperti lokasi suatu daerah, luasnya, bentuknya, penyebaran penduduknya, daratan, iklim, sumber ekonomi, serta hubungan satu dengan yang lain.

Dengan peta orang dapat memvisualisasikan apa yang ada di pemukaan bumi ini dan menentukan tempat kejadian sesuatu. Tanpa peta pengetahuan orang terbatas kepada apa yang ada di sekitar tempat ia tinggal atau di sekitar tempat yang pernah dikunjunginya. Begitu pula dia hanya dapat menentukan tempat suatu kejadian jika terjadi disekitar tempat tinggalnya atau di sekitar tempat yang pernah dikunjunginya. Di luar dari itu dunia gelap baginya. Oleh karena itu, peta merupakan suatu alat visual baginya untuk memperluas pengetahuan dan pandangannya terhadap bumi di mana ia menjalani hidupnya. Di zaman kemajuan teknologi sekarang yang membuat bumi ini menjadi kecil, peta tak terpisahkan dari kehidupan manusia, dan sekolah harus mempersiapkan siswa-siswanya supaya dapat mengartikan implikasi hidup saat ini.

Hampir semua peta merupakan komposisi yang abstrak dari titik-titik, garis-garis, simbol-simbol, bidang-bidang, warna-warna dan lain-lain. Oleh karena itu bisa sangat membingungkan bagi orang yang ingin mengartikannya. Jika dia tidak segera melihat artinya, dia akan cepat merasakan ketidaksanggupannya. Akibatnya, keenggaanan dan dengan demikian melahirkan hambatan mental terhadap peta itu. Sekali ia memperoleh perasaan demikian, mudah pula timbul reaksi serupa terhadap peta-peta yang lain. Dengan demikian, pengalaman pertamanya dengan peta harus berkesan dengan baik sekali. Ini berarti ia harus diberi pengertian yang jelas tentang peta itu. Peta mula pertama diajarkan di sekolah. Para siswa harus mulai dengan peta yang paling sederhana.

2. Penyalur Pesan Visual Verbal-Nonverbal-Grafis

a. Buku dan Modul

Bila komunikasi nonverbal didefinisikan sebagai komunikasi tanpa kata (bahasa lisan) merupakan suatu penyederhanaan berlebihan (oversimplification), karena kata yang berbentuk tulisan tetap dianggap verbal meskipun tidak memiliki unsur suara.

Bahasa verbal dalam bentuk tulisan ini banyak ditemukan dalam buku dan modul. Diantara kedua sumber belajar tersebut dapat dibedakan, buku merupakan sumber belajar yang dibuat untuk keperluan umum dan biasanya seorang siswa yang mebaca buku masih membutuhkan bantuan orang lain (guru atau orang tua) untuk menjelaskan kandungannya.

Dilihat dari sifat penyajian pesannya, buku cenderung informatif dan lebih menekankan pada sajian materi ajar dengan cakupan yang luas dan umum. Oleh karena sifatnya tersebut, maka proses komunikasi yang berlangsung menjadi satu arah dan pembacanya cenderung pasif.

Sementara modul merupakan bahan belajar yang dapat digunakan oleh siswa untuk belajar secara mandiri dengan bantuan seminimal mungkin dari orang lain. Dikatakan demikian, karena modul dibuat berdasarkan program pembelajaran yang utuh dan sistematis serta dirancang untuk sistem pembelajaran mandiri. Didalamnya mengandung tujuan, bahan dan kegiatan belajar, serta evaluasi. Oleh karena itu, cakupan bahasan materi dalam modul lebih fokus dan terukur, serta lebih mementingkan aktivitas belajar pembacanya, semua sajiannya disampaikan melalui bahasa yang komunikatif. Dengan sifat penyajian tersebut, maka proses komunikasinya dua arah bahkan dapat dikatakan bahwa modul dapat menggantikan beberapa peran pengajar. Untuk memudahkan dalam membedakan buku teks biasa dengan modul, dibawah ini debuat tabel sebagai berikut :

Perbedaan Antara Buku Teks Biasa dengan Modul

No.

BUKU TEKS BIASA

MODUL

1

Untuk keperluan umum/tatap muka

Dirancang untuk sistem pembelajaran mandiri

2

Bukan merupakan bahan belajar yang terprogram

Program pembelajaran yang utuh dan sistematis

3

Lebih menekankan sajian materi ajar

Mengandung tujuan, bahan/kegiatan & Evaluasi

4

Cenderung informatif, searah

Disajikan secara komunikatif, dua arah

5

Menekankan fungsi penyajian materi/informasi

Dapat menggati beberapa peran pengajar

6

Cakupan materi lebih luar/umum

Cakupan bahasan terfokus dan terukur

7

Pembacanya cenderung pasif

Mementingkan aktifitas belajar pemakai

b. Komik

Komik juga dapat dijadikan media pembelajaran. Gambar dalam komik biasanya berbentuk atau berkarakter gambar kartun. Ia mempunyai sifat yang sederhana dalam penyajiannya, dan memiliki unsur urutan cerita yang memuat pesan yang besar tetapi disajikan secara ringkas dan mudah dicerna, terlebih lagi ia dilengkapi dengan bahasa verbal yang dialogis. Dengan adanya perpaduan antara verbal, dan nonverbal ini, mempercepat pembaca paham terhadap isi pesan dimaksud, karena pembaca terbantu untuk tetap fokus dan tetap dalam jalurnya.

c. Majalah dan Jurnal

Majalah secara umum dapat dimaknai sebagai media informasi dengan tugas utamanya menyampaikan berita aktual. Dalam konteks pendidikan disekolah, untuk memacu kreativitas para siswa dalam menciptakan lingkungannya yang kondusif untuk belajar, sekolah hendaknya menyediakan berbagai macam sumber belajar, diantaranya adalah majalah. Melalui majalah pendidikan yang diterbitkan oleh sekolah dapat menciptakan belajar secara kreatif.

Belajar dari majalah yang diterbitkan oleh Madrasah Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, majalah pendidikan sekolah dapat meliputi:

- Berita tentang kegiatan sivitas akademika sekolah.

- Informasi tentang perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, kesehatan, dan lain-lain.

- Opini

- Menampilkan hasil karya siswa bidang sastra, seperti cerita pendek, puisi, dan lain-lain.

- Games atau permainan edukatif yang inovatif dan kreatif.

- Dan lain-lain.

Dimaksud dengan “belajar secara kreatif” adalah setiap siswa baik sebagai kelompok maupun individu termotivasi untuk terus berkarya dan beraktivitas, dan di sisi lain insan press dari majalah tersebut banyak melibatkan siswa dalam pembuatan dan penerbitannya. Sehingga, para siswa yang terlibat memiliki pengalaman langsung dalam pencarian dan penyusunan isi majalah.

Disamping majalah, jurnal pun dapat mendukung terciptanya lingkungan belajar yang kreatif dan tidak membosankan. Berbeda dengan, tuga utama dari jurnal adalah memuat hasil pemikiran dan penelitian dari sivitas akademika sebuah lembaga pendidikan. Untuk tingkat sekolah dasar dan menengah, jurnal dapat dibuat oleh para siswa dengan cara yang kreatif, yakni dengan cara memvisualisasikan semua gagasan yang akan dituangkan dalam jurnal. Jurnal visual biasanya digunakan orang-orang yang berbakat atau berlatar belakang seni. Namun, jangan khawatir memanfaatkan jurnal unik ini hanya karena kita tidak merasa memiliki bakat tersebut. Karena kita dapat merancang jurnal bergambar dengan memadukan berbagai potongan gambar bertema khusus. Potongan-potongan tersebut bisa berasal dan gambar-gambar majalah dan koran, atau hasil gambar sendiri atau hasil jepretan fotografi.

Di sekolah, guru dapat memberikan tugas kepada siswanya untuk membuat jurnal visual ini, misalnya jurnal visual tentang outbound, widiawisata, hari libur Idul Fitri, hari libur Idul Adha, dan lain-lain.

d. Poster

Poster adalah gambar yang besar, yang memberi tekanan pada satu atau dua ide pokok, sehingga dapat dimengerti dengan melihatnya sepintas lalu. Poster yang baik adalah poster yang segera dapat menangkap pandangan orang dan menanamkan orang dan menanamkan kepadanya pesan yang terkandung dalam poster itu. Pesan yang kan disampaikan harus jelas sepintas lalu, atau dapat menarik perhatian orang yang lewat untuk berhenti sebentar mengamatinya. Kalau tidak demikian poster itu tidak ada faedahnya, sebab saat ini sedikit orang yang rela membuang waktu untuk berhenti meperhatikan sebuah poster, kecuali kalau poster itu memang menarik. Poster-poster itu harus dapat menyerukan “Lihat Aku!”.

Poster tidak boleh ramai oleh detail, sehingga pesan yang akan disampaikan tenggelam dalam detai yang banyak itu. Gambar tidak saja harus besar, jelas dan menarik, akan tetapi harus sesuai pula dengan subjek yang divisualisasikannya. Karena keserasian ilustrasi dengan subyek adalah syarat mutlak bagi poster yang baik.

Keberhasilan sebuah poster banyak juga tergantung dari kalimat untuk menyatakan pesan yang akan disampaikan. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pernggunaan kalimat ialah kalimat tidak boleh banyak dan tidak boleh panjang. Lebih baik tujuan kata dari pada tujuh kalimat. Kata-kata harus dapat dimengerti secara cepat, sesuai dengan sifat poster dan harus menjadi bagian tak terpisahkan dari keseluruhan dan bukan sebagai tambahan saja. Bentuk huruf harus sederhana dan cukup besar untuk dapat dibaca dari jauh. Bentuk huruf yang aneh-aneh akan membingungkan dan membuat orang enggan membacanya.

Ukuran poster harus dapat dilihat dengan jelas dari seberang jalan tempat dia di pasang, denga desain gambar yang tegap. Pengaturan ruang harus lega, baik untuk gambar maupun untuk kata-kata. Warna tidak boleh banyak ragam.

Disekolah, poster selain dapat mengkampanyekan pesan-pesan edukatif juga dapat dijadikan suatu proyek untuk pelajaran menggambar, yakni siswa belajar memvisualisasikan suatu ide dengan gambar yang jelas dan dengan kalimat yang pendek dan tegas, sehingga melalui poster ini diharapkan daya kreasi siswa dapat meningkat.

Poster hendaknya tidak dipajang dalam waktu yang lama, karena mengingat bahwa manusia itu lekas terbiasa dengan lingkungannya, sehingga besar kemungkinan ia tidak lagi mempedulikannya lagi dan daya tarik poster pun lenyap, sehingga tidak berarti apa-apa lagi.

e. Papan Visual

Papan visual, yakni papan yang dapat menyalurkan pesan-pesan visual. Papan visual ini memiliki banyak ragam, di antaranya meliputi: papan tulis, papan magentik, papan lembar balik, papan buletin (bulletin board) papan flanel (flanel board), papan peragaan atau lebih dikenal sebagai papan display (display board).

1) Papann Tulis dan Papan Magnetik

Papan tulis dianggap sebagai papan visual yang lebih awal adanya dibanding papan lainnya yang akan menjadi fokus kita. Sebenarnya papan tulis dapat kita katakan sebagai media visual atau alat bantu visual apabila diatasnya telah memuat pesan. Artinya, papan tulis yang masih dalam kondisi bersih tidak memiliki pesan apa-apa yang hanya bisa kita katakan sebagai alat tulis saja.

Walaupun tergolong kuno, papan tulis hingga kini masih menjadi alat bantu pembelajaran andalan bagi para guru, bahkan diberbagai sekolah moders sekalipun, mulai jenjang taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi.

Papan tulis sasat ini secara garis besar terdapat dua jenis, yakni papan tulis kapur dan papan tulis spidol. Kedua-duanya memudahkan pemakai untuk menghapus objek pesan diatasnya. Perbedaan antara keduanya adalah papan tulis kapur biasanya berwarna hitam dan menggunakan kapur berwarna putih; sedangkan papan tulis spidol biasanya berwarna putih dan menggunakan spidol hitam. Papan tulis spidol ada yang berfungsi sebagai papan magnetik, karena bahan dasarnya terdapat unsur logam sehingga magnet bisa menempel diatasnya. Disamping itu, papan tulis berwarna putih dapat digunakan sebagai slide untuk objek-objek yang proyeksikan.

Tulisan, gambar atau objek yang dibuat diatas papan tulis hendaknya dapat terlihat jelas oleh seluruh siswa. Objek yang tidak perlukan lagi sebaiknya dihapus agar perhatian siswa tidak terbagi. Catatan verbal yang ditulis diatasnya, hendaknya berupa poin-poin penting.

2) Papan Lembar Balik

Yang dimaksud dengan lembaran balik adalah lembaran-lembaran kertas dimana terdapat gambar yang besar yang dapapt dibalikkan pada sebuah gantungan. Lembaran balik memudahkan pekerjaan untuk menerangkan pelajaran atau pesan yang dapat dibagi menurut beberapa tahap dan diterangkan dengan gambar tahap demi tahap. Tiap dan diterangkan dengan gambar tahap demi tahap. Tiap tahap berisi satu gambar bernomor. Dengan demikian setelah selesai menerangkan isi satu nomor, lembaran bergambar itu dibalikkan. Begitu seterusnya sampai nomor terakhir. Gambar-gambar itu tentu dibuat lebih dahulu. Ini memerlukan usaha, tetapi setelah gambar-gambar itu selesai ia dapat dipakai berulang-ulang.

Satu pelajaran atau informasi yang akan diberikan mungkin memerlukan 10 atau 12 gambar atau leih sesuai waktu yang dimiliki semua lembaran bergambar itu harus sama besar. Lembaran-lembaran bargambar itu digantungkan pada sebuah gantungan berkaki.

Sekumpulan lembaran balik merupakan satu kesatuan. Tiap kesatuan berisi satu pelajaran atau satu informasi yang lengkap, sehingga anda bisa memiliki beberapa kesatuan yang selalu siap dipilih untuk segera digunakan bila perlu. Kalau hendak menggunakannya baru dipasang pada gantungannya. Kita tentu memulai pelajaran atau informasi dengan gambar nomor satu, namun ada baiknya sebelum gambar nomor satu itu, disediakan satu lembar berisi judul pejaran atau informasi yang akan diberikan. Dengan demikian, perhatian siswa tidak tertarik oleh gambar yang ada pada lembaran pertama pada waktu anda memberi kata pendahuluan.

3) Papan Flanel (Flanel Board)

Papan Flanel adalah media grafis yang efektif sekali untuk menyajikan pesan-pesan tertentu kepada sasaran tertentu pula. Papan berlapis kain flanel ini dapat dilipat sehingga praktis. Media grafis yang kana disajikan dapat dipasang dan dicopot dengan mudah sehingga dapat dipakai berkali-kali. Selain gambar, dikelas-kelas sekolah dasar atau taman kanak-kanak, papan flanel ini dipakai pula untuk menempelkan huruf dan angka-angka.

4) Papan Buletin (Bulletin Board)

Berbeda denga papan flanel, papan buletin ini tidak dilapisi kalin flanel tetapi langsung ditempel medai visual baik verbal maupun nonverbal. Fungsinya selain menerangkan sesuatu, papan buletin dimaksudkan untuk memberitahukan kejadian dalam waktu tertentu.

Berbagai jenis media grafis yang diuraikan diatas (gambar poster, sketsa, diagram dan chart) dapat ditempel pada papan buletin ini. Tentu saja selain itu juga pesan-pesan verbal tertulis seperti karangan-karangan, berita, feature, dan sebagainya.

5) Papan Peragaan (Display Board)

Untuk sebuah pameran, papan itu disebut juga papan panel. Untuk membuat papan peragaan, diatas papan diatur foto-foto, gambar-gambar, diagram, grafik, peta dan keterangan-keterangan pendek. Keterangan-keterangan pendek itu disebut caption. Kalau perlu dapat juga ditambah dengan benda-benda yang tidak berat untuk melengkapi, sehingga merupakan rangkuman visual yang jelas tentang suatu masalah yang pernah dibahas. Atau bagian dari suatu studi atau widiawisata, untuk itu kita harus memilih gambar, grafik dan lain-lain yang tepat. Peragaan atau display serupa ini termasuk salah satu alat visual yang efektif dan murah. Materialnya bisa diambil dari hasil photografi atau diambil dari majalah-majalah.

3. Benda Asli dan Benda Tiruan (Model)

Semakin dekat pengalaman belajar menyerupai kondisi di mana siswa akan menggunakan atau memperagakan pelajaran yang telah mereka dapat, semakin efektif dan permanen pembelajaran tersebut.

Benda asli dan benda tiruan mempunyai kegunaan yang unik. Ada banyak cara dimana keikutsertaan siswa dapat didorong dengan benda tersebut. Ketika proteksi yang aman dibutuhkan, pengalaman yang disimulasi akan didapat melalui penggunaan model yang lebih kecil. Ketika keahlian khusus dibutuhkan untuk pengoperasian atau penggunaan benda asli, sebuah peragaan menjadi penting.

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan :

Media visual adalah media yang melibatkan inderal penglihatan. Terdapat dua jenis pesan yang dimuat dalam media visual, yakni pesan verbal dan nonverbal. Pesan verbal-visual terdiri atas kata-kata (bahasa verbal) dalam bentuk tulisan; dan pesan nonverbal-visual adalah pesan yang dituangkan ke dalam simbol-simbol nonverbal-visual. Posisi simbol-simbol nonverbal-visual yakni sebagai pengganti bahasa verbal, maka ia bisa disebut sebagai bahasa visual. Bahasa visual inilah yang kemudian menjadi software-nya media visual. Contohnya yaitu : sketsa, diagram, bagan, grafik, kartun, poster, papan buletin dan lainnya.

Penutup :

Sekian dan terima kasih atas perhatiannya, serta mohon maaf atas segala kekurangan. Semoga dapat bermanfaat bagi kita semua. Amiin

DAFTAR PUSTAKA

Criticos, C. 1996. Media selection. Plomp, T., & Ely, D. P. (Eds.): International Encyclopedia of Educational Technology, 2nd edition. New York: Elsevier Science, Inc.

Dole, J. A. & Sinatra, G. M. 1998. Reconceptualizing change in the cognitive construction of knowledge. Educational Psichologist, 33(2/3), 109-128.

Heinich, R., Molenda, M., Russell, J. D., & Smaldino, S.E. 2002. Instructional media and technology for learning, 7th edition. New Jersey: Prentice Hall, Inc.

Ibrahim, H. 1997. Media pembelajaran: Arti, fungsi, landasan pengunaan, klasifikasi, pemilihan, karakteristik oht, opaque, filmstrip, slide, film, video, Tv, dan penulisan naskah slide. Bahan sajian program pendidikan akta mengajar III-IV. FIP-IKIP Malang.

Ibrahim, H. 1999. Pemanfaatan dan pengembangan media slide pembelajaran. Bahan ajar. Disajikan dalam pelatihan produksi dan penggunaan media pembelajaran bagi dosen MDU Universitas Negeri Malang, 8 Februari s.d 6 Maret 1999.

Ibrahim, H., Sihkabuden, Suprijanta, & Kustiawan, U. 2001. Media pembelajaran: Bahan sajian program pendidikan akta mengajar. FIP. UM.

Moedjiono. 1981. Media pendidikan III: Cara pembukaan media pendidikan. Jakarta: P3G. Depdikbud.

Sadiman, A.S. 1986. Media pendidikan: pengeratian, pengembangan, dan pemanfaatannya. Jakarta: Cv. Rajawali.

Sihkabuden. 1994. Klasifikasi dan karakteristik media instruksional sederhana. Malang: FIP IKIP Malang.

Wallington, C.J. 1996. Media production: production of still media. Plomp, T., & Ely, D.P. (Eds.): International Encyclopedia of Educational Technology, 2nd edition. New York: Elsevier Science, Inc.

The Audio Visual Directory Fairfax, Virginia Nasional Audio Visual Association. Inc. 1981.

Bensinger, Charles, The Vidio Guide, second edition. Santa Barbara California : Vidio Into Publication, 1981.

Ensyclopedia of Film and Television Technigoes. London. Fourth Impression. Facal Press Limited, 1981

Ghazali, Tjandia, Seri Audio Video, Loudspeaker, cetakan ketiga Jakarta : Penerbit Sinar Harapan, 1982

Ghazali, Tjandia, Seri Audio Video 3 Casstte Decle (cassette deck, amplifier, loudspeaker, viden) Jakarta : Penerbit Sinar Harapan, 1988

Tidak ada komentar:

Posting Komentar